Attitude is a little thing
00.35
Attitude is a little thing, but can make big differences. –
Sikap adalah suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang besar.
Sikap berperan sangat penting terhadap kesuksesan atau
kebahagiaan seseorang. Sejumlah ilmuwan dari universitas terkemuka di
duniamengungkapkan bahwa manusia dapat menggali potensinya secara lebihmendalam
dan luas dengan sikap yang positif. Berdasarkan hasil penelitianterhadap ribuan
orang-orang yang sukses dan terpelajar, berhasildisimpulkan bahwa 85%
kesuksesan dari tiap-tiap individu dipengaruhi oleh sikap. Sedangkan kemampuan
atau technical expertise hanya berperan pada 15% sisanya.
Sikap mempunyai peran yang lebih besar di bidang bisnis jasa
maupun bisnis pemasaran jaringan. Sikap berperan pada 99%, jauh lebih besar
dibandingkan peran keahlian yang hanya 1%. Dapat dikatakan bahwa mencapai
sukses di bisnis jasa maupun bisnis pemasaran jaringan sangatlah gampang,
selama
dilakukan dengan sikap yang positif. Ada sebuah kata-kata
bijak yang menyebutkan, “Your attitude not aptitude determine your altitude –
Sikap Anda bukanlah bakat atau kecerdasan, tetapi menentukan tingkat kesuksesan
Anda.”
Pengaruh Kekuatan Spiritual, Impian dan Antusiasme Terhadap
Sikap Seseorang Sikap positif dapat terus ditingkatkan, tentu saja memerlukan
waktu cukup lama dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor spiritual atau
kemampuan untuk bersyukur, aspirasi atau kemampuan menciptakan impian dan
kekuatan atau semangat dalam diri manusia itu sendiri sangat mempengaruhi sikap
seseorang. Faktor-faktor tersebut memberikan kontrol terhadap sikap seseorang
dalam memilih respon terbaik atas kejadian-kejadian yang dialami.
Kekuatan spiritual berpegaruh terhadap kemampuan seseorang
dalam melihat sisi positif dari setiap kejadian. Kekuatan keimanan menjadikan
seseorang akan mampu mengartikan semua fenomena hidup ini sebagai pelajaran
berharga, yang dapat membangkitkan nilai lebih dalam diri. Contohnya saja Helen
Keller, meskipun kehilangan fungsi indra pendengaran dan penglihatan sejak usia
19 bulan, ia masih selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Aku berterima
kasih kepada Tuhan atas segala cacatku. Karena cacat yang kuderita, aku
berhasil menemukan diriku sendiri, pekerjaanku dan Tuhanku,” kata sarjana
lulusan Harvard University di Amerika itu. Dengan kekuatan keimanan ia dapat
melakukan fungsinya sebagai umat manusia secara optimal, yakni sebagai seorang
penulis karya sastra dan guru bagi orang-orang buta dan tuli.
0 komentar